JK Paparkan Penyebab Kemacetan pada Saat Event MotoGP Mandalika 2022

    JK Paparkan Penyebab Kemacetan pada Saat Event MotoGP Mandalika 2022
    JK (tengah) saat menjadi salah satu narasumber pada Diskusi Publik terkait MotoGP 2022, (25/03)

    Mataram NTB - Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) NTB Junaidi Kasum atau sering di sapa JK memaparkan terkait pengadaan alat transportasi dan penyebab terlambatnya Penonton di jemput saat event MotoGP Mandalika 2022 serta harapannya pada penyelenggaraan event motoGP yang akan datang.

    Paparan itu disampaikan Ketua DPD Organda NTB pada sebuah Diskusi Publik dengan thema MotoGP Mandalika Sukses di gelar, "evaluasi, saran dan kritik" saat dirinya menjadi salah satu nara sumber dalam diskusi tersebut, Jum'at (25/03).

    Menurut JK,   bahwa volume Kendaraan Roda empat dan pengadaan stutle bus pada saat motoGP dapat dikategorikan sebagai salah satu penyebab kemacetan sehingga mengakibatkan terjadi keterlambatan stutle bus menjemput para penonton yang sudah menunggu di parkiran timur dan barat, akibatnya keberadaan orang di parkir tersebut semakin jumlahnya sangat banyak ditambah lagi dengan jumlah kendaraan yang parkir cukup banyak.

    "Itu menurut kami salah satu penyebab kemacetan, dikarenakan volume kendaraan yang jumlahnya tidak terorganisir, "jelas JK.

    Keberadaan kendaraan bersticker baik di kawasan parkir timur dan barat maupun kendaraan di parkir VVIP di dalam sirkuit sangat tidak terkontrol. Sehingga pada jam yang hampir bersamaan stutle bus yang mengangkut penumpang dari parkir timur dan barat serta kendaraan VVIP dan patwal keluar bersamaan dan berada di ruas jalan yang sama di by pass Mandalika-Bizam, maka kemacetanpun tidak bisa dihindari.

    Akibat kemacetan tersebut, lanjut JK, stutle bus yang menjemput penonton dari parkir timur / barat maupun dari pintu keluar sirkuit menuju parkir timur/barat tidak bisa lewat akibat di padati oleh kendaraan yang keluar dari dari sirkuit menuju arah Bizam.

    "Kendaraan dari sirkuit dan dari parkir timur/barat yang menuju Bizam sangat padat, maka sebaliknya yang dari arah Bizam ke Mandalika tidak bisa lewat, sehingga timbul keterlambatan menjemput penonton yang akan pulang, "ungkap JK.

    Belum lagi lanjut JK, stutle bus yang datang menjemput tersebut dari sebelum masuk parkir sudah di hadang oleh ribuan penonton yang ingin naik duluan akibatnya terjadi saling dorong antar penumpang serta memaksa sopir bus untuk mengijinkan naik, padahal tujuan bus tersebut belum tentu rutenya sama dengan penonton yang berbondong-bondong naik.

    "Akibat penonton yang terlalau banyak  berusaha naik dan memaksa sopir untuk diijinkan, begitu pulu dengan semua stutle bus yang ada di lokasi itu bahkan penonton berusaha berbuat kasar bila sopir tidak mengijinkannya, , maka akhirnya sopir bus sepakat lepas konci di bus masing-mading (mogok).

    Akibat mogok tersebut, kata JK , terjadilah Kemacetan yang Luar biasa di sepanjan lokasi itu bahkan hingga ke Bizam. Dengan demikian semakin lama para penonton yang telah menunggu suttle bus baik di parkir timur maupun barat semakin banyak, sementara penonton yang keluar dari dalam sirkuit semakin lama semakin bertambah. 

    "Maka terjadilah keterlambatan yang menyebabkan beberapa penonton mengalami kerugian khususnya tujuan bandara karena ketinggalan pesawat"jelasnya.

    Permasalahan seperti inilah yang harus kita antisipasi kedepannya, sehingga diperlukan kordinasi yang baik dan intens serta kerja sama antar semua stecholder harus bisa tercipta, sehingga tugas masing-masing dapat dipertanggung jawabkan.

    "Tidak mungkinlah lain yang kerjakan lain yang harus bertanggung jawab, "tegasnya.

    Pengadaan kendaraan transportasi motoGP kalau memang diserahkan ke Organda, maka percayakan kepadanya. Jangan sampai jumlah kendaraan yang sudah di sepakati ternyata pada hari H bertambah dan itu dilakukan oleh yang bukan wewenangnya.

    Begitu pula degan pengeluaran stiker, seharusnya diberikan wewenang kepada pihak lain, jangan keluarkan stiker sembarangan karena mengakibatkan penambahan jumlah kendaraan yang akan menimbulkan hal-hal seperti yang disaksikan saat ini. Kedepan ini harus lebih terorganisir.

    "Jangan sampai pengeluaran stiker yang banyak ini ada kaitannya dengan jumlah kendaraan yang parkir di parkir timur/barat yang sewa parkirnya 50 ribu per kendaraan roda 4, diluar 278 stutle bus yang sudah disiapkan, "beber JK.

    Harapan kedepannya ini dapat dihindari sehingga melalui kegiatan-kegian diskusi seperti ini semua instansi/lembaga terkait bersedia mendengar masukan-masukan dan kritik demi hasil yang lebih baik kedepannya.

    "Jangan sampai kalau di berikan masukan atau kritik, kita lantas tidak terima, maka kita akan bisa membuat perubahan yang lebih baik kedepannya, "pungkas JK.(Adbravo)

    Mataram
    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Sebelumnya

    Evaluasi Kesuksesan MotoGP Mandalika 2022,...

    Artikel Berikutnya

    Lounching Etle Nasional Peresisi Tahap II,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Respon Cepat Polisi Lakukan Upaya Penangkapan ODGJ Yang Resahkan Warga Di Pelat
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami